ada fenomena menarik di gtv, yaitu proyekan
memang nyaris semua unit kegiatan mahasiswa melakukan hal yang sama. misanya LSS yang manggung di nikahan orang... sampai sejauh itu memang proyekan adalah sesuatu yang positif. selain karena kegiatan tersebut merupakan sebuah pemberdayaan anggota (empowerment) juga dapat memberikan kontribusi terhadap keuangan unit.
bagaimana dengan proyekan di gtv?
gtv sebagai institusi penyiaran nyaris mati semenjak tahun lalu... tidak adanya kejelasan program membuat konsistensi maupun eksistensi gtv semakin pudar. yang lebih sering terasa dari gtv saat ini adalah warnet, rental game atau tempat proyekan, lah gmn dengan siarannya? entahlah...
proyekan sendiri seringkali bukan proyekan milik gtv, melainkan proyekan milik pribadi2 anggota gtv atau alumni gtv. hal ini memiliki dilema tersendiri... di satu sisi, segala fasilitas yang ada di gtv (milik privadi atau gtv) seharusnya dapat dipergunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan gtv. oleh karenanya, fasilitas yang peruntukkannya tidak sesuai tidak berhak berada di gtv... di sisi lain, fasilitas tersebut memang seringkali diabaikan oleh kru dan pengurus gtv. daripada terlantar, berdebu dan usang, lebih baik fasilitas tersebut digunakan untuk proyekan, toh gtv sendiri tidak dirugikan...
benarkah gtv tidak dirugikan??? hmmm...
mental proyekan sedikit berbeda dengan mental yang diharapkan dari seorang kru gtv. mental proyekan cenderung oportunis; klo ada butuhnya ajah baru cari-cari fasilitas... juga cenderung materialistis; klo bisa itung2annya kaharti baru deh dikerjain... sementara itu, sebagai institusi siaran maupun sebagai sebuah unit kegiatan kemahasiswaan, gtv harus memiliki kecenderungan untuk melayani customernya, dalam hal ini adalah pemirsa maupun pembaca siaran gtv.
hal lain, proyekan ini seringkali menyita waktu dan membuat resources yang dimiliki gtv teralihkan. ini jelas tidak sehat... lantas bagaimana proyekan luar yang dikategorikan sehat??
imho, jika proyekan yang telah disetujui pengurus gtv tersebut tidak mengganggu aktivitas gtv bahkan memberikan nilai lebih kepada gtv, maka seharusnya proyekan itu bisa dibilang sehat...
selain itu, proyekan harus dilihat dari kacamata pemberdayaan. tentunya pemberdayaan ini sesuai dengan program gtv, masa pemberdayaan sekena-kenanya ajah... seandainya proyekan tidak berusaha melakukan pemberdayaan terhadap resources gtv secara umum maka sudah pasti bahwa gtv lah yang sedang diperdaya...
pada akhirnya, kinerja gtv lah yang dievaluasi. bukan hanya performance appraisal tapi juga performance evaluation. klo keberadaan proyek, milik gtv maupun milik pribadi, tidak membawa kinerja gtv ke arah yang lebih baik, bisakah kita memvonis bahwa proyek2 tersebut tidak membawa manfaat yang jelas terhadap kinerja gtv secara keseluruhan???
wallahualam bi shawab
Thursday, July 13, 2006
jujur, feedback dan ikhlas
klo kamu menemui sebuah ketidakberesan, penyimpangan apalagi kejahatan apa yang kamu rasain? aku sih selalu ngerasa gak enak, ada perasaan yang berontak dan memaksa untuk berkata, bersikap atau bertindak. secara sadar maupun tidak, aku menolak... menolak perasaan itu sendiri adalah pengingkaran sekaligus pengkhianatan.
dalam banyak hal dan kesempatan, aku adalah orang yang jujur dalam menyikapi sesuatu, sebagian orang mungkin merasakan itu berlebihan, namun ekspresi seperti ini wajar selama dalam koridor kedewasaan, iya kan?? aku juga orang yang gemar memberi feedback, kepada siapapun... aku berpikir, feedback itu kan sekedar informasi, jadi gak perlulah disikapi sebagai sinisme ato kritikan. akupun terbuka kok sama feedback dari siapapun...
namun ternyata memberi feedback itu sulitnya setengah mati! sebagian orang merasa eksistensinya terancam, sebagian yang lain merasakan itu sebagai celaan, nah lho????
okeh, mungkin ada proses komunikasi yang gak jalan, untuk hal tersebut aku mohon maaf dan berjanji untuk terlibat secara aktif dalam proses memperbaiki diri... seandainya proses itu sudah aku jalani dan orang-orang tertentu masih ajah gak mau menerima feedback, gimana donk???
dalam banyak hal dan kesempatan, aku adalah orang yang jujur dalam menyikapi sesuatu, sebagian orang mungkin merasakan itu berlebihan, namun ekspresi seperti ini wajar selama dalam koridor kedewasaan, iya kan?? aku juga orang yang gemar memberi feedback, kepada siapapun... aku berpikir, feedback itu kan sekedar informasi, jadi gak perlulah disikapi sebagai sinisme ato kritikan. akupun terbuka kok sama feedback dari siapapun...
namun ternyata memberi feedback itu sulitnya setengah mati! sebagian orang merasa eksistensinya terancam, sebagian yang lain merasakan itu sebagai celaan, nah lho????
okeh, mungkin ada proses komunikasi yang gak jalan, untuk hal tersebut aku mohon maaf dan berjanji untuk terlibat secara aktif dalam proses memperbaiki diri... seandainya proses itu sudah aku jalani dan orang-orang tertentu masih ajah gak mau menerima feedback, gimana donk???
Subscribe to:
Posts (Atom)